Baru-baru ini kita dikejutkan dengan cuci otak mahasiswa di Jawa Tengah oleh jaringan NII. Dari peristiwa ini terkesan aparat keamanan kaget sepertinya ini adalah hal baru.
Ada beberapa hal yang perlu diketahui dan diluruskan terkait berita ini.
1. NII adalah issu lama. Organisasi ini telah lama berdiri dan mempunyai sistem organisasi yang cukup solid. Struktur seperti lurah, camat telah ada di organisasi ini.
2. NII tidak melakukan jihad yang sesungguhnya. Organisasi ini melakukan kamuflase terhadap agama, terutama Islam. Mereka melakukan manipulasi terhadap ayat2 dalam Kitab Suci Al-Qur'an dan menyebarkannya kepada setiap orang. mereka kadang memotong ayat dengan tidak utuh agar mendapatkan pengertian yang mereka inginkan.
Orang2 yang berhasil diajak adalah orang2 yang mempunyai lemah pengetahuan agama, walaupun umumnya mereka dari golongan terpelajar yang umumnya adalah mahasiswa. mereka dicekoki informasi2 menakutkan jika mereka tidak berjihad versi mereka.
mereka memplintir ayat2 sehingga mereka dapat mengatakan Membunuh orang tua, teman, dan orang yang tidak sepaham, adalah benar.
3. NII tidak berbasiskan agama. Ia hanya memanfaatkan agama sebagai alat. Ia lebih sesat dari Ahmadiyah. Petinggi2 NII bahkan tidak sholat, berhubungan antar jenis dengan bebas. Tujuannya sepertinya adalah penggalangan dana. Saya menduga, dulu ini ada hubungannya dengan GAM. Dana yang dikumpulkan untuk membiayai operasional GAM. Hal ini diperkuat pernyataan petinggi / Jubir GAM yang diwawancarai oleh Kompas.
4. Pada banyak orang yang lemah jiwanya, dicekoki informasi yang menakutkan umumnya membuat mereka shock. Dalam kondisi kejiwaan yang rentan, usaha hipnosis lebih mudah dilakukan.
Tips
Berhati2 jika seorang teman mengajak untuk ikut pengajian. Ajaklah teman yang lain untuk ikut serta, khususnya teman yang lebih mengerti dan paham agama. Untuk kawasan Jabodetabek, umumnya pengajian dilakukan di kawasan Depok, Lenteng Agung, dan sekitarnya yang umumnya komunitas mahasiswa UI. Jangan salah karena banyak anggota di kawasan ini adalah mahasiswa UI yang merekrut jaringan dari kelompok mahasiswa lain di Jabodetabek termasuk IPB.
