Pada suatu
kesempatan, ketika menjenguk salah satu direksi di RS, saya berkesempatan berdiskusi
dengan salah satu executive (Asst. Vice President) salah satu bank BUMN. Ada pertanyaan yang menarik yang menjadi
bahasan saat itu yaitu pandangan tentang penggabungan bank2 BUMN.
Oke, ini
menarik. Banyak orang bilang dengan penggabungan Bank2 BUMN akan meningkatkan kapasitas permodalan yang
ada. Saya sangat setuju dengan hal ini. Tapi sayangnya di Indonesia, langkah
untuk melakukan hal strategis seperti ini lebih banyak karena kepentingan
terselubung daripada ketulusan untuk memajukan perusahaan. Ok jika alasan ini
dapat diabaikan, tapi ada fakta lain yang harus dilihat. Ok alasan ini terlalu
subjektif, tapi mari kita lihat, saat ini jika permodalan yang menjadi kendala,
pemerintah RI dapat memberikan penyertaan modal untuk BUMN jika memang
diperlukan. Saya setuju untuk menggabungkan bank swasta kecil agar lebih
tercapai skala ekonomi, tapi tidak untuk Bank BUMN yang telah mencapai
skalabilitasnya.
Bank di
luar negeri memang tidak banyak, tapi juga perlu dicatat mereka melayani pasar
yang juga tidak banyak. Bank BUMN di Indonesia memang besar dan memiliki
jaringan yang luas, dan itu bertujuan untuk melayani pasar yang begitu
besarnya.
Bank2 besar
BUMN secara umum beroperasi dengan kekuatan dan segmentasi tersendiri, yang
saat ini, setelah krisis dan mengalami proses merger, telah mengerucut menjadi
bank2 besar: BRI, BNI, Mandiri, dan BTN. Bank2 ini memiliki segmentasi pasar
sendiri walaupun overlapping itu tetap ada. BRI yang fokus kepada UKM hingga ke
pelosok desa, BTN yang memang fokus pada pembiayaan perumahan, Mandiri yang
melayani masyarakat secara umum, dan BNI yang memiliki jaringan luas di luar
negeri.
“Kalau digabung, masih dimungkinkan untuk
dibuat divisi sendiri menangani segment tertentu”.
Benar, tapi
belum tentu efektif. Secara organisasi, visi besar akan ditentukan oleh perusahaan
termasuk didalamnya fungsi, peran & kontribusi tiap divisi. Hal ini yang
menyebabkan merger bank besar - tanpa didasari kebutuhan yang rasional –
menjadi tidak efektif dan kontraproduktif.
Adalah penting untuk membuat tiap2 bank BUMN yang ada saat ini untuk tetap fokus pada kekuatan INTRINSIK yang mereka miliki. Dengan kekuatan intrinsiknya itulah setiap bank dapat melakukan segmentasi & fungsi yang efektif. Perusahaan yang telah melakukan hal ini salah satunya adalah China Construction Bank & Agricultural Bank of China. Keduanya bahkan masuk kedalam 20 perusahaan terbesar dunia versi Global 2000 yang dikeluarkan oleh Forbes.
Penggabungan
Bank BUMN yang memiliki segmentasi berbeda hanya akan membawa peluang bagi bank
asing di era MEA 2015 ini untuk mengisi segmen pasar tersebut.
Asep Awaludin
aawaludin@gmail.com
No comments:
Post a Comment