prusyaria.wordpress.com

Thursday, September 26, 2013

Emas, Emas dan Emas


Banyak orang saat ini yang menawarkan untuk berinvestasi di emas. Baik secara cash, maupun secara mencicil yang umumnya ditawarkan oleh Bank Syariah. Tetapi saya memiliki cara pandang tersendiri dengan emas.

1. Membeli Emas untuk Tujuan Investasi dengan Cara Mencicil Adalah Tidak Bijak.
Selain tujuan investasinya tidak tercapai, kita akan dibebankan dengan biaya sewa / admin yang relatif besar sesuai berat emas. Alih-alih mendapat untung, nasabah bisa jadi mengalami kerugian.

2. Emas bukan instrumen investasi.
Ya benar. Emas lebih tepat berfungsi sebagai instrumen lindung nilai (hedging) ketimbang investasi. Ingat, harga seekor kambing 1400 tahun lalu adalah sama jika dinilai dengan emas. Artinya nilainy tetap, tidak seperti prinsip investasi yang harus berkembang lebih banyak. Disini terlihat fungsi emas sebagai lindung nilai dan sudah seharusnya mata uang itu berdasarkan atas emas atau bahasa gaulnya memiliki nilai intrinsik.

Saya membayangkan, ketika saya memiliki banyak uang, diinvestasikan dalam bentuk deposito, saham, properti, kemudian sistem kapitalis jatuh (seperti yang sudah diramalkan), maka nilai aset yang sekian banyak pada saat itu mungkin tidak akan berarti apa-apa. Karena uang hanyalah selembar kertas yang dicetak ketika diperlukan walaupun tidak mencerminkan kekayaan sebenarnya. Pada saat itulah emas memiliki nilai sebenarnya.



Krisis yang terjadi saat ini adalah salah satu ciri. Ketika mata uang global ditarik karena terlalu banyak beredar, maka terjadilah krisis, over demand yang menyebabkan instabilitas moneter dunia.

3. Emas Harusnya Sebagai Dasar Mata Uang
Sudah saatnya Indonesia mempelopori penggunaan mata uang berbasis emas khususnya dalama bertransaksi dalam kelompok negara tertentu seperti OKI ataupun ASEAN, tentunya akan mengurangi dampak krisis ketergantungan terhadap dolar.

Tetapi anehnya, walaupun Indonesia adalah negara muslim, yang mengetahui akan kejatuhan sistem kapitalis, namun Indonesia bukanlah negara yang memilih meningkatkan cadangan emasnya. Justru negara seperti Cina dan India, adalah negara yang meningkatkan jumlah cadangan emasnya sebagai cadangan devisa dan kepentingan lindung nilai. Jangan tanya siapa negara pemilik cadangan emas terbesar di dunia. Ia adalah pemilik "gudang emas" di Papua.


Hosting Gratis


No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for Blogger, Wordpress ...

Emas, Emas dan Emas


Banyak orang saat ini yang menawarkan untuk berinvestasi di emas. Baik secara cash, maupun secara mencicil yang umumnya ditawarkan oleh Bank Syariah. Tetapi saya memiliki cara pandang tersendiri dengan emas.

1. Membeli Emas untuk Tujuan Investasi dengan Cara Mencicil Adalah Tidak Bijak.
Selain tujuan investasinya tidak tercapai, kita akan dibebankan dengan biaya sewa / admin yang relatif besar sesuai berat emas. Alih-alih mendapat untung, nasabah bisa jadi mengalami kerugian.

2. Emas bukan instrumen investasi.
Ya benar. Emas lebih tepat berfungsi sebagai instrumen lindung nilai (hedging) ketimbang investasi. Ingat, harga seekor kambing 1400 tahun lalu adalah sama jika dinilai dengan emas. Artinya nilainy tetap, tidak seperti prinsip investasi yang harus berkembang lebih banyak. Disini terlihat fungsi emas sebagai lindung nilai dan sudah seharusnya mata uang itu berdasarkan atas emas atau bahasa gaulnya memiliki nilai intrinsik.

Saya membayangkan, ketika saya memiliki banyak uang, diinvestasikan dalam bentuk deposito, saham, properti, kemudian sistem kapitalis jatuh (seperti yang sudah diramalkan), maka nilai aset yang sekian banyak pada saat itu mungkin tidak akan berarti apa-apa. Karena uang hanyalah selembar kertas yang dicetak ketika diperlukan walaupun tidak mencerminkan kekayaan sebenarnya. Pada saat itulah emas memiliki nilai sebenarnya.



Krisis yang terjadi saat ini adalah salah satu ciri. Ketika mata uang global ditarik karena terlalu banyak beredar, maka terjadilah krisis, over demand yang menyebabkan instabilitas moneter dunia.

3. Emas Harusnya Sebagai Dasar Mata Uang
Sudah saatnya Indonesia mempelopori penggunaan mata uang berbasis emas khususnya dalama bertransaksi dalam kelompok negara tertentu seperti OKI ataupun ASEAN, tentunya akan mengurangi dampak krisis ketergantungan terhadap dolar.

Tetapi anehnya, walaupun Indonesia adalah negara muslim, yang mengetahui akan kejatuhan sistem kapitalis, namun Indonesia bukanlah negara yang memilih meningkatkan cadangan emasnya. Justru negara seperti Cina dan India, adalah negara yang meningkatkan jumlah cadangan emasnya sebagai cadangan devisa dan kepentingan lindung nilai. Jangan tanya siapa negara pemilik cadangan emas terbesar di dunia. Ia adalah pemilik "gudang emas" di Papua.


Hosting Gratis