Fatima
pernah berkata kepada Andika.
“Seandainya
saya memiliki suami seperti Bambang. Ia begitu romantis kepada Istrinya, Rina.
Mengucapkan kata2 indah. Menjemput setiap hari dari kantor. Dan selalu bersikap
mesra kepada istrinya.
Andika
sedikit mengernyitkan dahi.
“oh
ya?! Seperti apa istrinya Bambang itu? Bekerja dimanakah Ia gerangan?”
Fatima
Menjawab:
“Istrinya
bekerja sebagai beauty advisor di perusahaan kosmetik ternama. Cantik. Tinggi
semampai.”
Andika
terbayang sesosok Beauty Advisor yang cantik dan pandai merawat keindahan
dirinya. Dan Ia melihat sosok istrinya sendiri yang tidak peduli dengan
penampilannya. Tidak berdandan. Dan jujur, sebenarnya Andika merasa minder
dengan penampilan istrinya yang “slordeh” dan “jorok”.
Andika:
“kamu
tahu ngga?, Andai aku suaminya Rina, aku akan melakukan hal yang lebih baik
dari yang Bambang lakukan!”
Cerita
yang singkat ini sungguh sangat berarti.
Jangan
pernah membandingkan seseorang dengan orang lain. Karena setiap orang telah
diciptakan dengan unik dan memiliki sifat dan karakter yang berbeda. Orang yang
satu pasti berbeda dengan orang yang lain. Membandingkan bukan hanya melukai
partner kita, tapi juga bisa menjadi bumerang untuk kita sendiri.
Suatu
bentuk hubungan terjadi atas dasar sebab akibat. Apabila seseorang ingin
dihargai, ia harus belajar untuk menghargai. Apabila ia ingin dihormati dan
dicintai dengan baik dan tulus, ia harus menghormati dan mencintai dengan
tulus. Apabila ia ingin diperlakukan seperti seharusnya, maka ia juga harus
berlaku seperti seharusnya.
Kisah
seperti ini menyiratkan dan membuka mata kita, bahwa sering kali kita merasa
kita tidak diperlakukan sebagaimana mestinya. Tetapi kita tidak pernah untuk
introspeksi kedalam diri kita sendiri, bahwa yang membuat hal seperti ini
terjadi sesungguhnya adalah karena sikap kita yang membuat hal itu terjadi.
No comments:
Post a Comment